Powered By Blogger

Sabtu, 11 Januari 2014

Pengalaman gue di SMPIT At-Taufiq

Bola yang Mengajariku Sabar

Di hari rabu yang cerah. Aku belajar dan mendapatkan pengalaman yang banyak disekolah. Sekolah yang sederhana. Teman-teman yang banyak. Dan guru-guru yang mengajarkan kami dengan sabar.
Pada jam pelajaran yang pertama, guruku tidak datang. Aku bingung, apa yang harus aku kerjakan.
Aku bertanya kepada temanku, “Memangnya, Pak Sanudin kemana?”.
“Pak Sanudin izin pergi, tapi gak tau deh kemana”, jawab temanku.
Senang rasanya mendapat waktu kosong. Namun suasana kelas menjadi ramai. Ada yang mengobrol, membaca buku, dan ada pula yang ke luar kelas. Aku, Rifa, Syasya, dan Evit mengobrol di kelas. Aku mengobrol dikelas menunggu pelajaran yang selanjutnya. Yaitu olahraga.
Ketika bel sudah tiba, Imas berkata, “Pak Suroto gak masuk, kakinya sakit”. Teman-teman berteriak, “MAIN KASTIIIIIIII”. Dan yang lain pun tertawa. Memang semenjak duduk dikelas sembilan, teman-temanku senang sekali bermain kasti.
Aku dan teman-teman pun segera mengganti baju batik menjadi baju olahraga. Setelah selesai mengganti baju, aku dan teman-teman turun ke lapangan. Lalu, aku dan teman-teman bergambreng untuk mendapatkan kelompok. Selesai mendapat kelompok, kami memulai permainan tersebut.
Ketika sedang bermain kasti, ada yang sedang bermain bola. Namun, mereka tetap bermain kasti. Kami semua bermain kasti hingga bergantian menjadi pemukul dan penjaga. Saat kelompokku menjadi penjaga hingga kelelahan, aku berjaga sambil jongkok. Dengan tidak sadar bola plastik didepan mukaku “BLEKKK!!”.
“Awww sakit!”, aku merintih kesakitan.
“Huda maaf ya, aku gak sengaja. Kamu gak kenapa-kenapa kan?”, tanya Olga.
“Aku gak kenapa-kenapa kok. Cuma refleks aja”, jawab aku dengan wajah yang merah.
Setelah kejadian itu terjadi, tidak lama kemudian Dila merintih kesakitan. Telinganya sakit. Hampir semua teman-temanku menghampirinya. Karena kejadian itu aku merasa kecewa. Aku bergumam ‘Ketika aku terkena bola, yang datang hanya satu. Sedangkan itu? Ya sudahlah itu sudah biasa. Sabar sabar’.

Beberapa saat kemudian, teman-teman menghentikan permainan kasti dan memilih untuk bermain bola tendang. Tiba-tiba bel berbunyi tanda pelajaran selesai dan waktunya untuk istirahat. Aku pun mengganti baju olahraga dengan baju batik. Setelah itu, aku dan Evit pergi ke masjid untuk shalat dhuha dan istirahat. Senang rasanya bermain bersama teman-teman walaupun aku merasa kecewa.

Sekian cerita dari gue. Inilah gue yang 'katanya' polos dan 'agak' geser sedikit otaknya. Hmmm, ai ting dis is not tru. Oke bye.